I made this widget at MyFlashFetish.com.

Senin, 25 November 2013

Pernikahan dini

ISD 3 : PEMUDA DAN SOSIALISASI

PENDAHULUAN

Pemuda adalah sekolompok orang yang mempunyai semangat dan sedang dalam tahap pencarian jati diri. Pemuda juga merupakan generasi penerus bangsa. Beberapa orang mengatakan, pemuda tidak dilihat dari usianya melainkan dari semangatnya. Maju mundurnya suatu bangsa tidak lepas dari peranan para pemuda. Karena kalau bukan para pemuda pemuda, siapa lagi yang akan meneruskan perjuangan bangsa kita kedepannya.
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.Kedua definisi diatas sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia di muka bumi ini, untuk saling bersosialisasi antara satu sama lain.

Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah:

1.   Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda

2.   Kekurangpastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya

3.   Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia

4.   Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja
.
5.   Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan

6    Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur

7.   Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental

8.   Pergaulan bebas

9.   Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika

10.  Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.

Sosialisasi mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. memberikan keterampilan kepada seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat

2. mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara efektif

3. membantu mengendalikan fungsi-fungsi organic yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.

4. Membiasakan diri berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada di masyarakat.

http://dadangdaelimi.wordpress.com/2012/10/27/pemuda-dan-sosialisasi/



Melalui proses sosialisasi, seorang pemuda akna terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Dengan demikian, tingkah laku seseorang akan dapat diramalkan. Dengan proses sosialisasi, seseorang menajdi tahu bagaimana ia mesti bertingkah laku di tengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari keadaan tidak atau belum tersosialisasi, menjadi manusia masyarakat dan beradab. Kedirian dan kepribadian melalui proses sosialisasi dapat terbentuk. Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaiman cari hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya gar dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya. Sosialisasi merupakan salah satu proses belajar kebudayaan dari anggota masyarakat dan hubungannya degnan sistem sosial.

Proses sosialisasi banyak ditentukan oleh susunan kebudayaan dan lingkungan sosial yang bersangkutan. Berbeda dengan inkulturasi yang mementingkan nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan dalam jiwa individu, sosialisasi dititik beratkan pada soal individu dalam kelompok melalui pendidikan dan perkembangannya. Oleh karena itu proses sosialisasi melahirkan kedirian dan kepribadian seseorang. Kedirian (self) sebagai suatu prosuk sosialisasi, merupakan kesadaran terhadap diri sendri dan memandang adanya pribadi orang lain di luar dirinya. Kesadaran terhadap diri sendiri membuat timbulnya sebutan “aku” atau “saya” sebagai kedirian subyektif yang sulit dipelajari

CONTOH KASUS

KASUS PERNIKAHAN DINI DI KABUPATEN PASURUAN MASIH BANYAK

SUARA PASURUAN - Sekalipun belum ada catatan resmi mengenai jumlahnya, akan tetapi kasus pernikahan dini di Kabupaten Pasuruan masih terjadi, terutama di daerah-daerah perbatasan maupun jauh dari sentuhan teknologi.
Hal itu seperti yang dikatakan Achmad Rofi'i, Kasi Urusan Agama Islam (URAIS) di Kemenag Kabupaten Pasuruan, saat menjadi pembicara dalam sosialisasi bahayanya pernikahan dini, di MAN Bangil, rabu (07/11).
Menurutnya, kasus pernikahan dini kerapkali terjadi, khususnya di daerah dengan tingkat pendidikan rendah, seperi kecamatan lekok, grati, nguling, maupun di daerah yang memiliki kultur budaya yang masih melekat, seperti kecamatan tosari.
"Memang tidak ada laporan langsung dari semua KUA (Kantor Urusan Agama) di 24 kecamatan. Akan tetapi, kami memastikan masih banyak kasus pernikahan dini di Kabupaten Pasuruan, terutama pada wilayah yang tingkat kesadaran akan pendidikan masih rendah," ujar pria yang sebelumnya menjabat sebagai Kasi Haji dan Umroh itu.
Ditanya mengenai penyebab masih banyaknya kasus pernikahan dini di kabupaten pasuruan, secara terang-terangan Rofi'i menegaskan, ada beberapa faktor, di antaranya faktor ekonomi, pendidikan, serta masalah budaya.
Untuk masalah ekonomi, Rofi'i mengatakan, mayoritas penduduk yang tinggal di daerah perbatasan, lepas pantai maupun pegunungan bermata pencaharian sebagai petani, nelayan, maupun peternak sapi hingga buruh, yang tergolong berada pada tingkat ekonomo menengah ke bawah.
"Aktivitas pemuda dan anak-anak umumnya membantu orang tuanya bertani atau profesi lainnya. Dengan tantangan hidup seperti itu, dampak pada tingkat kesadaran pendidikan, mereka kurang memperhatikan tentang masalah pendidikan," kata Rofi'i sesaat setelah memberikan sambutannya di hadapan 300 pelajar MAN Bangil yang memenuhi aula sekolah tersebut.
Sementara untuk permasalahan pendidikan, terlebih keinginan untuk bersekolah, menurut Rofi'i merupakan aktivitas sampingan bagi kebanyakan anak-anak dan remaja di daerah dengan tingkat kesadaran pendidikan yang rendah, terlebih karena hari-harinya sudah disibukkan dengan membantu orang tuanya. 
"Umumnya remaja dan anak - anak diajarkan tata cara bertani dan beternak yang baik, di samping sebagai pembekalan untuk menghidupi dirinya dan keluarganya kelak ketika ia sudah dewasa. Kebanyakan warga desa kurang memperhatikan tingkat kematangan kepribadian individu saat melangsungkan pernikahan. Mereka umumnya menikah pada masa remaja, tatkala masih baru pertama mempunyai rasa suka terhadap lawan jenis dan tingkat pendewasaan yang belum sempurna," imbuh Rofi'i kepada Radio Suara Pasuruan.
Dari semua permasalahan yang terjadi di Kabupaten Pasuruan menurut Rofi'i, harus segera dicarikan jalan keluar, terutama untuk semakin mengurangi  tingginya kasus pernikahan dini.
Beberapa cara dapat ditempuh, di antaranya pendirian sekolah baru setingkat SLTP, Menambah tenaga pendidik untuk mengatasi kekurangan tenaga pendidik, Penyuluhan terkait pernikahan dini, khususnya untuk mengubah tradisi tentang pernikahan dini dengan berbagai dampak buruknya, serta penanaman tentang pernikahan dini sejak dini, kepada warga dengan berbagai dampak negatifnya. 
"Semuanya harus kompak, demi tercapainya kabupaten pasuruan yang bebas dari pernikahan dini," pungkasnya. (EMIL)

 http://107fm.pasuruankab.go.id/content-829-kasus-pernikahan-dini-di-kabupaten-pasuruan-masih-banyak.html
PENDAPAT PRIBADI

Salah satu contoh masalah yang berhubungan dengan pemuda dan sosialisasi adalah, masalah pernikahan usia dini yang meningkat jumlahnya.

Angka pernikahan dini semakin meningkat dengan usia yang cukup muda. Ini dikarenankan sosialisasi kepada penduduk usia muda dan masih tergolong produktif akan pentingnya keluarga berencana dan pernikahan di usia yang cukup matang. Ada beberapa kalangan usia muda saat ini yang mereka sudah merasa mampu secara finansial walaupun belum terlalu memadai tapi memaksakan untuk menikah. Pergaulan bebas bisa juga menjadi masalah berikutnya, menyebabkan pernikahan dini yang tidak diinginkan, kelahiran anak yang tidak direncanakan dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar